NEKAT! Saya Potong Ubi Jalar Tanpa Ilmu: Eksperimen Absurd dari Blok 1
Blok 1. Ladang yang tenang. Tapi tidak malam itu.
Saya, seorang petani pemula penuh semangat dan penuh tanda tanya, memutuskan sesuatu yang bisa saja dianggap… gegabah. Saya potong batang ubi jalar tanpa ilmu pasti. Bukan karena saya benci tumbuhan panjang—tapi karena batangnya tumbuh seperti ingin menjangkau dunia paralel.
Kenapa Dipotong?
Karena katanya (entah siapa yang bilang), kalau batang terlalu panjang, tanaman bisa lupa fokus. Seperti manusia: kalau pikirannya kemana-mana, hasilnya gak optimal. Jadi saya potong aja satu kilan tangan… dengan penuh cinta… dan sedikit rasa bersalah.
Apa yang Terjadi?
Tidak ada badai petir. Tidak ada cahaya misterius dari balik daun. Tapi suasananya... mendadak hening. Angin berhenti sebentar. Ubur-ubur khayalan saya pun ikut terdiam.
Saya lanjut pangkas sambil ngelucu sendiri, berharap tanaman ini nggak "tersinggung". Beberapa daun yang masih hijau segar saya pangkas juga, biar energinya balik ke akarnya. Logikanya seperti parenting: kadang harus tegas demi masa depan anak.
Mistis Tapi Logis?
Mungkin. Atau mungkin saya hanya terlalu larut dalam perasaan berdosa setelah pangkas-pangkas. Tapi hey, ladang ini hidup. Dan saya yakin, tumbuhan juga tahu niat baik manusia—meski manusia ini sering nekat dan trial-error.
Pelajaran dari Blok 1
Ubi jalar cepat banget tumbuhnya, jadi wajib diawasi kalau mau hasil panen maksimal.
Pemangkasan bisa bantu fokus energi ke umbi, tapi jangan asal babat—amati dulu reaksinya.
Petani pemula sah-sah aja eksperimen, tapi catat prosesnya, supaya bisa belajar dari yang berhasil maupun yang bikin merinding.
Tonton Videonya
Kalau kamu pengen lihat versi visual dari kisah ini, termasuk narasi absurd dan suara jangkrik yang mungkin menyimpan kode rahasia alam, tonton videonya di sini:
[LINK VIDEO]
Dunia pertanian tidak selalu serius dan kaku. Di balik lumpur dan daun, ada cerita, tawa, dan kadang... aura misterius.
Selamat mencoba. Tapi jangan potong ubi jalar di malam Jumat. Katanya sih..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar