Logo ToFarmer

Makhluk Aneh di Ladang! Temuan Hama Misterius Saat Potong Batang Ubi

 



Ladang itu nggak pernah bener-bener sepi.

Bahkan ketika cuma mau potong-potong batang ubi jalar, kadang ada saja makhluk tak diundang yang ikutan nongol.

Itu yang saya alami kemarin waktu main di Blok-by-Blok Hobitani.

---

Nemu Makhluk Aneh di Batang Ubi Jalar

Awalnya, niatnya cuma mau potong batang-batang ubi yang udah mulai rimbun.

Eh, tiba-tiba ada yang nongkrong di situ…

Warnanya putih agak abu-abu.

Bentuknya sekilas kayak kutu daun…

Tapi bukan kutu daun.

Kayak bukur? Tapi juga… bukan.

Bingung, bro!

---

Biasanya Petani Panik, Kita Malah Seneng!

Normalnya, kalau petani nemu hama, ya panik lah.

Khawatir rusak tanaman, takut gagal panen, dll.

Lah kita?

Malah seneng!

Karena di Hobitani, prinsipnya

“Dari Cangkul ke Candlestick, dari Ladang ke Trading!”





Halo semua,

Ini kisah nyata, bukan dongeng. Tim Keuangan ToFarmer memutuskan buat nyemplung ke dunia trading—bukan buat gaya-gayaan, tapi buat nyari modal biar cita-cita petani mandiri & inovatif bisa jalan terus.


Dari Kopi ke Pip


Ceritanya, kita jualan lukisan kopi. Nah, sebagian duitnya disisihin, bukan buat beli cilok, tapi buat uji coba jadi trader. Eh gak ngumpul-ngumpul... lirik solusi lain dulu deh.

Akhirnya di November 2024, kita daftar di aplikasi Traders Family.

Apa itu?

Membangun AI Hybrid ToFarmer: Bukan Sekadar Kecerdasan Buatan, Tapi Rekan Bertani Masa Depan

 


 "Kita tidak sedang menciptakan robot pertanian. Kita sedang membangun sistem pemikiran yang bisa diajak mikir sambil minum kopi."

Semuanya berawal dari eksperimen nekad: mencoba menjalankan model AI lewat HP Android jadul. Tujuannya waktu itu sederhana—bisa punya AI pribadi yang ngerti proyek kita tanpa perlu komputer mahal. Tapi setelah coba berbagai trik, dari Google Colab, RDP gratisan, hingga model open source ringan, kenyataannya... HP-nya nyaris meledak kepanasan, dan model AI-nya cuma bengong. Dari situ, lahirlah ide alternatif: gimana kalau kita buat sistem AI yang mikirnya pakai otak kita sendiri, tapi tetap rapi seperti AI sungguhan?

Dan lahirlah

Aksi 5: Bikin AI Pribadi Cuma Modal HP? Gila, Tapi Jalan Terus!





🤖 

Halo, dunia!
Tim ToFarmer balik lagi — kali ini dari dimensi digital yang absurd tapi keren, karena... kami baru saja mulai bikin AI pribadi cuma modal HP Android kentang dan akun Google gratisan.
Iya, kamu nggak salah baca.


💭 Mimpi Kami: AI yang Ngerti Kita Banget

Kami pengen punya AI yang:

  • Ngerti isi kepala kami (yang kadang berantakan tapi penuh ide)
  • Bisa bantu mikirin konten ToFarmer
  • Bisa jadi teman brainstorming yang nggak minta ngopi dulu tiap diajak mikir
  • Dan yang paling penting: bisa ingat semua progres, tanpa harus tanya,
    “Eh, kemarin kita udah nulis apa ya?”

Langkah Pertama

Isoteri Kopi: Proyek Lintas-Aksi Pertama dari Komunitas ToFarmer

 


Di sebuah punggung bukit Menoreh, di antara suara jangkrik malam dan aroma kayu basah, berdirilah sebuah tempat yang belum sepenuhnya jadi, tapi sudah sepenuhnya bermakna: Isoteri Kopi.

Tempat ini belum selesai dibangun, belum ramai dikunjungi, bahkan belum punya papan nama. Tapi di balik dinding setengah jadi dan jalan tanah yang masih dibentuk pelan-pelan, ada satu hal yang sudah jelas: ini bukan sekadar tempat ngopi.

Ini adalah rumah gagasan. Titik mula dari banyak langkah. Dan mungkin—pusat semesta kecil bernama ToFarmer.


Dimulai dari Nol, dengan Dua Tangan dan Harapan

Isoteri Kopi bukan dibangun oleh tim kontraktor atau investasi besar. Tempat ini tumbuh dari tanah yang dibuka sendiri: menggali lubang, menebang pohon, membangun kamar mungil untuk tinggal bersama keluarga. Di sinilah hidup dijalani, dan ide-ide diseduh setiap pagi.

Sekarang, sudah lebih dari 50% bangunan berdiri. Ada meja barista, alat-alat manual roasting, kursi-kursi sederhana, dan mesin kopi yang mulai mengeluarkan aroma mimpi. Beberapa bagian masih setengah jadi. Tapi beginilah hidup—jarang ada yang langsung utuh.

Sedang dibuat juga akses jalan agar siapa pun bisa datang tanpa harus meminjam sepatu petualang. Dan di sekitarnya, mulai ditanam ubi jalar sebagai eksperimen pertanian kecil. Selain untuk makan, ya siapa tahu bisa jadi pemandangan manis dari teras nanti.


Kenapa Disebut Proyek Lintas-Aksi?

Karena dari semua gagasan yang ToFarmer cetuskan, Isoteri Kopi adalah proyek nyata pertama yang menyentuh banyak aspek:

  • Tim Komunitas: Isoteri adalah tempat kumpul. Tempat ngobrol. Tempat bertukar ide tanpa tekanan. Di sini, gagasan komunitas bisa dihidangkan hangat, seperti kopi tubruk sore hari.

  • Tim Keuangan & Investasi: Isoteri juga tempat mencari nafkah. Dari biji kopi bisa tumbuh rezeki, dari rasa bisa lahir pemasukan untuk mendukung proyek pertanian, konten edukasi, hingga pengembangan sistem keuangan yang berkelanjutan.

  • Tim Kreatif & Media: Setiap sudutnya bisa jadi latar konten. Dari percakapan ringan sambil nyeduh, hingga dokumentasi proses pembangunan, semua bisa jadi bahan cerita yang inspiratif.

  • Tim Ladang: Tanaman sekitar bukan hiasan semata. Eksperimen pertanian seperti penanaman ubi jalar bisa jadi contoh nyata integrasi antara ladang dan kedai.

  • Tim Blockchain (kelak): Siapa tahu nanti transaksi biji kopi bisa dicatat di sistem transparan berbasis blockchain. Tapi ya, itu nanti. Sekarang, yang penting: menyeduh dulu dengan hati.


Makna di Balik Nama: Kenapa “Isoteri Kopi”?

Nama Isoteri Kopi lahir bukan dari hasil polling atau branding agency. Ia muncul dari percakapan sederhana, dari rasa yang ingin dijaga.

Kata Isoteri memang mirip “esoterik”—sesuatu yang tersembunyi, dalam, dan penuh makna. Tapi di sini, kami tidak menyembunyikan apa-apa. Justru, Isoteri Kopi ingin jadi ruang untuk menemukan kembali hal-hal yang sederhana tapi sering terlupa: rasa syukur, proses, dan relasi.

Di setiap seduhan, ada proses.
Di setiap proses, ada pelajaran.
Dan di setiap pelajaran, mungkin—ada kita yang sedang tumbuh diam-diam.

Isoteri adalah ruang berteduh dari hingar-bingar. Tempat memulihkan semangat. Tempat di mana kopi bukan sekadar minuman, tapi ajakan untuk melambat dan meresapi hidup.


Saat Ini: Masih Dalam Proses

Untuk saat ini, Isoteri belum buka umum. Masih dalam tahap pembangunan fisik dan penyusunan narasi besar. Tapi setiap kayu yang dipasang, setiap sendok semen yang diaduk, sudah membawa niat besar untuk menjadikan tempat ini sebagai rumah bersama.

Saat ini, baru 2 orang yang menjadi anggota aktif ToFarmer. Tapi justru dari ruang sempit inilah, harapan besar dirajut.

Kami memang belum punya tim lengkap. Tapi kami punya mimpi yang lengkap. Dan perlahan, satu demi satu, kawan akan bergabung. Seperti aroma kopi yang makin terasa ketika air mendidih menyentuh bubuknya—semuanya butuh proses.


Kalau Kamu Mampir ke Isoteri...

Kami belum bisa menyambut dengan papan nama besar. Tapi kami bisa suguhkan cerita. Kami belum punya interior mewah. Tapi kami punya ladang, senyum, dan kopi yang diseduh dengan niat baik.

Isoteri Kopi mungkin masih jauh dari kata sempurna. Tapi mungkin justru di situ letak keindahannya—karena ia sedang tumbuh, bersama impian yang dibangun dari nol.

Jadi, kalau suatu hari nanti kamu mampir,
jangan lupa bawa cerita.
Karena di sini, kopi adalah undangan untuk ngobrol,
dan setiap yang datang adalah bagian dari perjalanan.



Ramuan Mistis Penangkal Jamur: Rahasia dari Dapur Petani Gunung


 "Ramuan ini datang lewat mimpi, katanya... Tapi aromanya nyata, dan efeknya nendang! Buat yang tanamannya suka kena jamur, mungkin ini saatnya kembali ke jalur... jalur dapur."


Halo para sahabat tanah, penyair pupuk, dan peracik ramuan absurd!

Kali ini, kami kembali mengungkap ramuan sakti dari balik dapur sederhana petani mistis di lereng Menoreh. Tanpa perlu mantra latin atau menunggu bulan purnama, kamu bisa bikin fungisida organik sendiri, cukup dengan bahan yang biasa dipakai ibu-ibu masak sayur!


 Apa Itu Fungisida Organik?


Fungisida itu ibarat bodyguard bagi tanaman—tugasnya menjaga dari jamur-jamur nakal yang suka bikin daun bopeng dan batang busuk.

Tapi yang ini beda... bukan dari pabrik, bukan dari kimia yang susah dibaca. Ini racikan petani mistis, dari jahe, bawang, dan air. Efeknya?

 Murah, praktis, dan penuh aura... dapur!

🌿 Bahan-Bahan Rahasia:


Jahe: 2 ruas


Bawang putih: 3 siung


Air bersih secukupnya


Blender dan sedikit niat


🧙 Cara Pembuatan:


1. Ritual awal: Ranjangi jahe dan bawang seperti mau bikin sambal anti-santet.


2. Masukkan ke blender. Jangan lupa tuang air, bukan kopi.


3. Haluskan dengan semangat anti-jamur.


4. Tuang hasil blender ke dalam wadah sakral... atau gelas ukur plastik juga nggak apa-apa.


5. Biarkan beberapa saat sambil tatapan kosong ke langit (opsional).


6. Gunakan saat menanam atau saat muncul tanda-tanda jamur. Bisa untuk rendaman bibit juga!

---


🍠 Praktik di Ladang Blok 3:


Setelah ramuan disiapkan, bibit ubi jalar yang sudah disimpan 2 hari diletakkan di atas daun pisang. Seperti upacara adat mini. Bibit dimandikan ramuan, lalu ditanam dengan harapan tinggi... dan sedikit mistik.



---


📽️ Lihat Videonya di Channel HOBITANI!


Kalau kamu masih belum percaya, langsung tonton sendiri prosesnya di video terbaru. Judulnya?

👉 "LIAT NIH! OBAT TANAMAN PALING GILA PETANI MISTIS!"

Sudah tayang dan mengandung unsur absurb yang cukup untuk bikin kamu bilang “lho kok bisa?”.

---


Kenapa Harus Coba?


Tanpa bahan kimia

Bisa dibuat di rumah

Tanaman sehat, dompet tetap hemat

Plus... vibes-nya dapet!


Petani masa kini harus kreatif, bukan hanya cangkul tapi juga ilmu dari nenek moyang dan... dapur!

Kalau kamu suka eksperimen dan percaya bahwa alam punya rahasianya sendiri, mungkin ini saatnya kembali ke akar—secara harfiah.


> “Kadang, solusi ada di dapur... bukan di toko pertanian.” – Petani Hobitani





---


#Hobitani #FungisidaOrganik #PetaniMistis #RamuanDapur #PertanianAlami #AbsurdTapiAmpuh #ObatJamurTanaman #UbiJalar #BelajarBertani #PetaniMuda #MenorehMagic


NEKAT! Saya Potong Ubi Jalar Tanpa Ilmu: Eksperimen Absurd dari Blok 1. Jurnal telo pendem 36-88



 NEKAT! Saya Potong Ubi Jalar Tanpa Ilmu: Eksperimen Absurd dari Blok 1

Blok 1. Ladang yang tenang. Tapi tidak malam itu.

Saya, seorang petani pemula penuh semangat dan penuh tanda tanya, memutuskan sesuatu yang bisa saja dianggap… gegabah. Saya potong batang ubi jalar tanpa ilmu pasti. Bukan karena saya benci tumbuhan panjang—tapi karena batangnya tumbuh seperti ingin menjangkau dunia paralel.


Kenapa Dipotong?


Karena katanya (entah siapa yang bilang), kalau batang terlalu panjang, tanaman bisa lupa fokus. Seperti manusia: kalau pikirannya kemana-mana, hasilnya gak optimal. Jadi saya potong aja satu kilan tangan… dengan penuh cinta… dan sedikit rasa bersalah.


Apa yang Terjadi?


Tidak ada badai petir. Tidak ada cahaya misterius dari balik daun. Tapi suasananya... mendadak hening. Angin berhenti sebentar. Ubur-ubur khayalan saya pun ikut terdiam.


Saya lanjut pangkas sambil ngelucu sendiri, berharap tanaman ini nggak "tersinggung". Beberapa daun yang masih hijau segar saya pangkas juga, biar energinya balik ke akarnya. Logikanya seperti parenting: kadang harus tegas demi masa depan anak.


Mistis Tapi Logis?


Mungkin. Atau mungkin saya hanya terlalu larut dalam perasaan berdosa setelah pangkas-pangkas. Tapi hey, ladang ini hidup. Dan saya yakin, tumbuhan juga tahu niat baik manusia—meski manusia ini sering nekat dan trial-error.


Pelajaran dari Blok 1


Ubi jalar cepat banget tumbuhnya, jadi wajib diawasi kalau mau hasil panen maksimal.


Pemangkasan bisa bantu fokus energi ke umbi, tapi jangan asal babat—amati dulu reaksinya.


Petani pemula sah-sah aja eksperimen, tapi catat prosesnya, supaya bisa belajar dari yang berhasil maupun yang bikin merinding.


Tonton Videonya


Kalau kamu pengen lihat versi visual dari kisah ini, termasuk narasi absurd dan suara jangkrik yang mungkin menyimpan kode rahasia alam, tonton videonya di sini:

[LINK VIDEO]


Dunia pertanian tidak selalu serius dan kaku. Di balik lumpur dan daun, ada cerita, tawa, dan kadang... aura misterius.

Selamat mencoba. Tapi jangan potong ubi jalar di malam Jumat. Katanya sih..