Lokasi: Patihombo, Pegunungan Menoreh
Tanggal: Selasa 29 juli 2025
Catatan Lapangan oleh: Yohanes Rismanto
Hari ini kita nyoba sesuatu yang mungkin kelihatan kecil buat sebagian orang, tapi
ToFarmer
Lokasi: Patihombo, Pegunungan Menoreh
Tanggal: Selasa 29 juli 2025
Catatan Lapangan oleh: Yohanes Rismanto
Hari ini kita nyoba sesuatu yang mungkin kelihatan kecil buat sebagian orang, tapi
Bayangin, kamu lagi di tengah kebun, sinyal hilang, tapi tiba-tiba kamu bisa bikin bank pribadi yang bisa nyimpen aset digital bernama Bitcoin. Bukan mimpi, bukan sihir. Ini nyata, dan cuma butuh HP Android kentang, Termux, dan sedikit keberanian mencoba hal baru.
Inilah keajaiban teknologi blockchain dan dompet kripto: kita bisa jadi bank sentral sendiri, tanpa izin,
Ladang itu nggak pernah bener-bener sepi.
Bahkan ketika cuma mau potong-potong batang ubi jalar, kadang ada saja makhluk tak diundang yang ikutan nongol.
Itu yang saya alami kemarin waktu main di Blok-by-Blok Hobitani.
---
Nemu Makhluk Aneh di Batang Ubi Jalar
Awalnya, niatnya cuma mau potong batang-batang ubi yang udah mulai rimbun.
Eh, tiba-tiba ada yang nongkrong di situ…
Warnanya putih agak abu-abu.
Bentuknya sekilas kayak kutu daun…
Tapi bukan kutu daun.
Kayak bukur? Tapi juga… bukan.
Bingung, bro!
---
Biasanya Petani Panik, Kita Malah Seneng!
Normalnya, kalau petani nemu hama, ya panik lah.
Khawatir rusak tanaman, takut gagal panen, dll.
Lah kita?
Malah seneng!
Karena di Hobitani, prinsipnya
Halo semua,
Ini kisah nyata, bukan dongeng. Tim Keuangan ToFarmer memutuskan buat nyemplung ke dunia trading—bukan buat gaya-gayaan, tapi buat nyari modal biar cita-cita petani mandiri & inovatif bisa jalan terus.
Dari Kopi ke Pip
Ceritanya, kita jualan lukisan kopi. Nah, sebagian duitnya disisihin, bukan buat beli cilok, tapi buat uji coba jadi trader. Eh gak ngumpul-ngumpul... lirik solusi lain dulu deh.
Akhirnya di November 2024, kita daftar di aplikasi Traders Family.
Apa itu?
"Kita tidak sedang menciptakan robot pertanian. Kita sedang membangun sistem pemikiran yang bisa diajak mikir sambil minum kopi."
Semuanya berawal dari eksperimen nekad: mencoba menjalankan model AI lewat HP Android jadul. Tujuannya waktu itu sederhana—bisa punya AI pribadi yang ngerti proyek kita tanpa perlu komputer mahal. Tapi setelah coba berbagai trik, dari Google Colab, RDP gratisan, hingga model open source ringan, kenyataannya... HP-nya nyaris meledak kepanasan, dan model AI-nya cuma bengong. Dari situ, lahirlah ide alternatif: gimana kalau kita buat sistem AI yang mikirnya pakai otak kita sendiri, tapi tetap rapi seperti AI sungguhan?
Dan lahirlah
🤖
Halo, dunia!
Tim ToFarmer balik lagi — kali ini dari dimensi digital yang absurd tapi keren, karena... kami baru saja mulai bikin AI pribadi cuma modal HP Android kentang dan akun Google gratisan.
Iya, kamu nggak salah baca.
Kami pengen punya AI yang:
Di sebuah punggung bukit Menoreh, di antara suara jangkrik malam dan aroma kayu basah, berdirilah sebuah tempat yang belum sepenuhnya jadi, tapi sudah sepenuhnya bermakna: Isoteri Kopi.
Tempat ini belum selesai dibangun, belum ramai dikunjungi, bahkan belum punya papan nama. Tapi di balik dinding setengah jadi dan jalan tanah yang masih dibentuk pelan-pelan, ada satu hal yang sudah jelas: ini bukan sekadar tempat ngopi.
Ini adalah rumah gagasan. Titik mula dari banyak langkah. Dan mungkin—pusat semesta kecil bernama ToFarmer.
Isoteri Kopi bukan dibangun oleh tim kontraktor atau investasi besar. Tempat ini tumbuh dari tanah yang dibuka sendiri: menggali lubang, menebang pohon, membangun kamar mungil untuk tinggal bersama keluarga. Di sinilah hidup dijalani, dan ide-ide diseduh setiap pagi.
Sekarang, sudah lebih dari 50% bangunan berdiri. Ada meja barista, alat-alat manual roasting, kursi-kursi sederhana, dan mesin kopi yang mulai mengeluarkan aroma mimpi. Beberapa bagian masih setengah jadi. Tapi beginilah hidup—jarang ada yang langsung utuh.
Sedang dibuat juga akses jalan agar siapa pun bisa datang tanpa harus meminjam sepatu petualang. Dan di sekitarnya, mulai ditanam ubi jalar sebagai eksperimen pertanian kecil. Selain untuk makan, ya siapa tahu bisa jadi pemandangan manis dari teras nanti.
Karena dari semua gagasan yang ToFarmer cetuskan, Isoteri Kopi adalah proyek nyata pertama yang menyentuh banyak aspek:
Tim Komunitas: Isoteri adalah tempat kumpul. Tempat ngobrol. Tempat bertukar ide tanpa tekanan. Di sini, gagasan komunitas bisa dihidangkan hangat, seperti kopi tubruk sore hari.
Tim Keuangan & Investasi: Isoteri juga tempat mencari nafkah. Dari biji kopi bisa tumbuh rezeki, dari rasa bisa lahir pemasukan untuk mendukung proyek pertanian, konten edukasi, hingga pengembangan sistem keuangan yang berkelanjutan.
Tim Kreatif & Media: Setiap sudutnya bisa jadi latar konten. Dari percakapan ringan sambil nyeduh, hingga dokumentasi proses pembangunan, semua bisa jadi bahan cerita yang inspiratif.
Tim Ladang: Tanaman sekitar bukan hiasan semata. Eksperimen pertanian seperti penanaman ubi jalar bisa jadi contoh nyata integrasi antara ladang dan kedai.
Tim Blockchain (kelak): Siapa tahu nanti transaksi biji kopi bisa dicatat di sistem transparan berbasis blockchain. Tapi ya, itu nanti. Sekarang, yang penting: menyeduh dulu dengan hati.
Nama Isoteri Kopi lahir bukan dari hasil polling atau branding agency. Ia muncul dari percakapan sederhana, dari rasa yang ingin dijaga.
Kata Isoteri memang mirip “esoterik”—sesuatu yang tersembunyi, dalam, dan penuh makna. Tapi di sini, kami tidak menyembunyikan apa-apa. Justru, Isoteri Kopi ingin jadi ruang untuk menemukan kembali hal-hal yang sederhana tapi sering terlupa: rasa syukur, proses, dan relasi.
Di setiap seduhan, ada proses.
Di setiap proses, ada pelajaran.
Dan di setiap pelajaran, mungkin—ada kita yang sedang tumbuh diam-diam.
Isoteri adalah ruang berteduh dari hingar-bingar. Tempat memulihkan semangat. Tempat di mana kopi bukan sekadar minuman, tapi ajakan untuk melambat dan meresapi hidup.
Untuk saat ini, Isoteri belum buka umum. Masih dalam tahap pembangunan fisik dan penyusunan narasi besar. Tapi setiap kayu yang dipasang, setiap sendok semen yang diaduk, sudah membawa niat besar untuk menjadikan tempat ini sebagai rumah bersama.
Saat ini, baru 2 orang yang menjadi anggota aktif ToFarmer. Tapi justru dari ruang sempit inilah, harapan besar dirajut.
Kami memang belum punya tim lengkap. Tapi kami punya mimpi yang lengkap. Dan perlahan, satu demi satu, kawan akan bergabung. Seperti aroma kopi yang makin terasa ketika air mendidih menyentuh bubuknya—semuanya butuh proses.
Kami belum bisa menyambut dengan papan nama besar. Tapi kami bisa suguhkan cerita. Kami belum punya interior mewah. Tapi kami punya ladang, senyum, dan kopi yang diseduh dengan niat baik.
Isoteri Kopi mungkin masih jauh dari kata sempurna. Tapi mungkin justru di situ letak keindahannya—karena ia sedang tumbuh, bersama impian yang dibangun dari nol.
Jadi, kalau suatu hari nanti kamu mampir,
jangan lupa bawa cerita.
Karena di sini, kopi adalah undangan untuk ngobrol,
dan setiap yang datang adalah bagian dari perjalanan.