Setiap percobaan dalam pertanian membawa kejutan yang tak terduga. Kita bukan hanya menanam dan menunggu hasil, tetapi juga belajar dari interaksi alam yang terjadi di sekitarnya. Percobaan Telo Pendem ini bukan sekadar melihat bagaimana umbi bertumbuh, tetapi juga memahami bagaimana tanaman beradaptasi dengan lingkungannya, menghadapi tantangan dari cuaca, tanah, hingga interaksi dengan hewan liar. Dua hari terakhir memberikan pelajaran baru tentang bagaimana tumbuhan, hewan, dan manusia bisa berbagi ruang secara harmonis.
Hari ke 8: Pertumbuhan dan Tantangan Baru
Hari ke-8 menunjukkan perkembangan yang semakin jelas dalam percobaan ini. Umbi yang ditanam dengan sebagian direndam mulai tumbuh lebih cepat dibandingkan metode lainnya. Tinggi tunas yang muncul bervariasi, dengan yang tertinggi mencapai sekitar 12 cm, sementara yang paling lambat baru menunjukkan mata tunas.
Namun, metode perendaman air mengalami tantangan baru. Beberapa umbi mulai menunjukkan tanda-tanda gangguan, dengan munculnya serbuk putih yang kemungkinan besar adalah kotoran ulat atau mungkin jamur. Ini menjadi perhatian karena bisa berdampak pada kesehatan umbi. Sementara itu, umbi yang dipendam sepenuhnya masih belum menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan yang terlihat.
Saat melakukan pemantauan, ditemukan kehadiran jangkrik di sekitar area percobaan. Ini bisa menjadi ancaman karena jangkrik berpotensi memangsa tunas yang baru muncul. Oleh karena itu, perlu dipikirkan strategi ke depan agar tetap bisa menjaga keseimbangan antara pertumbuhan umbi dan interaksi dengan hewan di lingkungan sekitarnya.
Cuaca:
Pagi: Panas
Siang & Sore: Hujan lebat dengan petir
Hari ke 9: Gangguan dari Hewan Liar
Hari ini membawa kejutan baru dalam percobaan. Salah satu umbi hilang, kemungkinan besar dimakan oleh hewan. Menariknya, hanya umbinya yang hilang, sementara tunasnya masih tertinggal di tempat. Hal ini menunjukkan bahwa hewan yang mengambilnya lebih tertarik pada bagian umbi daripada tunasnya. Tidak ada jejak yang jelas tentang bagaimana umbi itu dibawa pergi, menandakan kemungkinan hewan memakannya di tempat tanpa meninggalkan sisa.
Saat mengecek tunas yang tertinggal, ternyata sudah mulai memiliki akar meskipun masih sedikit. Untuk menyelamatkannya, tunas tersebut kemudian direndam dalam air agar tetap hidup dan memiliki kesempatan tumbuh kembali. Kejadian ini juga memberikan pelajaran bahwa pagar yang ada belum cukup tinggi untuk mencegah akses hewan liar. Ini menjadi catatan penting untuk diperbaiki ke depannya.
Cuaca:
Pagi: Panas
Refleksi dari Sudut Pandang Tim Petapa
Kejadian ini memberi wawasan baru dalam memahami hubungan antara pertanian dan alam, terutama interaksi dengan hewan liar. Dalam pandangan Tim Petapa, ini bukan sekadar ancaman yang harus dihilangkan, melainkan sinergi yang harus dikelola dengan bijak. Kita tidak akan menganggap hewan liar sebagai musuh, melainkan bagian dari ekosistem yang perlu kita pelajari dan pahami.
Salah satu gagasan yang muncul adalah membuat sistem pertanian yang tetap memberi ruang bagi hewan liar untuk mendapatkan makanan, tetapi dengan batasan tertentu. Misalnya, menyediakan area pinggiran sebagai sumber makanan bagi hewan, sementara bagian tengah tetap digunakan untuk pertanian utama. Dengan cara ini, interaksi dengan alam bisa lebih seimbang dan berkelanjutan.
Namun, pendekatan ini tetap harus rasional. Terlalu banyak memberi makan hewan liar bisa berdampak buruk, karena bisa membuat mereka terlalu bergantung pada sumber makanan buatan dan mengganggu keseimbangan ekosistem. Oleh karena itu, perlu dilakukan eksperimen jangka panjang untuk menemukan formula yang ideal antara keberlanjutan pertanian dan harmoni dengan alam.
ToFarmer sejak awal bukan hanya tentang mencari keuntungan finansial, tetapi tentang membangun sistem pertanian yang maju tanpa meninggalkan aspek fundamental seperti alam dan sejarah. Dengan pendekatan ini, kita berharap bisa menjadi pionir dalam pengetahuan tentang interaksi antara pertanian dan ekosistem liar. Perjalanan ini masih panjang, dan kita akan terus belajar bersama untuk menemukan keseimbangan yang paling ideal.
Jurnal ini mencatat setiap tantangan dan perkembangan yang terjadi dalam percobaan Telo Pendem. Setiap hari membawa pelajaran baru, yang semakin memperkaya pemahaman kita tentang bagaimana pertanian bisa berinteraksi secara harmonis dengan alam.